Siapa bilang hanya orang dewasa yang punya masalah? Remaja ternyata juga berkutat dengan beragam masalah yang dimilikinya.

Penelitian terbaru mengungkapkan masalah terbesar yang dihadapi remaja saat ini adalah kecemasan dan depresi.Sebanyak 70 persen remaja berusia 13-17 tahun percaya masalah kesehatan mental adalah masalah utama bagi generasi mereka.

Sebagai perbandingan, hanya sedikit remaja yang menyatakan memiliki masalah dengan penyalahgunaan narkoba dan minuman beralkohol. Hanya enam persen yang menyatakan mereka merasa tertekan menggunakan narkoba dan empat persen merasakan tekanan untuk minum alkohol.

Studi ini juga menyoroti sekolah menjadi salah satu sumber tekanan bagi remaja. Sebanyak 61 persen remaja merasa perlu untuk mendapatkan nilai bagus.
Kecemasan sebenarnya adalah respon yang normal kepada stres dan terkadang hal ini bisa membantu remaja menghadapi situasi yang menegangkan. Namun, gangguan kecemasan ini bisa berkembang menjadi rasa takut, malu, dan membuat mereka menghindari aktivitas atau tempat tertentu. 

Kecemasan didefinisikan sebagai kekhawatiran yang berlebihan yang dapat menurunkan produktivitas seseorang dan juga sering menyebabkan efek samping fisik seperti serangan panik. Mencemaskan suatu hal memang wajar tetapi kecemasan yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi mental seseorang.

Menurut sebuah studi, remaja zaman sekarang lebih banyak yang mengembangkan kecemasan dan stres daripada orang tuanya dulu saat berada pada usia yang sama. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya zaman, akan lebih banyak masalah yang lebih kompleks.

Orangtua harus memastikan bahwa anak-anaknya memiliki pergaulan yang baik dan tidak mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah. Rasa tertekan selama di sekolah dapat menyebabkan stres dan terbentuknya generasi tua dengan mental yang buruk kelak di kemudian hari.

Namun gangguan kecemasan pada remaja juga dapat disebabkan oleh berbagai masalah seperti kondisi ekonomi keluarga yang buruk, orangtua yang bercerai, ekspos terhadap media social.Sementara itu, bukan hanya remaja dari keluarga yang berpenghasilan rendah saja yang lebih rentan mengalami gangguan kecemasan. Para ahli juga menemukan adanya peningkatan gangguan kecemasan pada remaja dari keluarga kaya.